Sunday, February 14, 2010

Mendorong Pengelolaan Usaha Bersama Di Wakatobi

Ekonomi kerakyatan tersusun atas dua kata dasar “Ekonomi” dan “Rakyat”.Konsep ini tidak mempersoalkan perbedaan orang dalam perbedaan sosial, ekonomi dan budayanya. Semuanya sama. Namun, pada saat konsep rakyat diimbuhkan dengan konsep ekonomi politik, situasinya menjadi berbeda. Karena konsep ekonomi-politik penuh dengan kepentingan-kepentingan, dan seringkali terjadi manipulasi-manipulasi. Hal ini disebabkan karena kata rakyat bukanlah sesuatu obyek yang bisa ‘ditangkap’ untuk diamati secara visual. Kata rakyat hampir mirip dengan kata hewan, yang tidak dapat ditangkap dan diamati secara visual, kecuali hewan tersebut adalah misalnya ayam. Hanya persoalannya terdapat begitu banyak obyek yang masuk dalam kategori hewan (serigala, musang, singa dll).

Persoalan yang sama terjadi pada konsep ekonomi kerakyatan, dimana harus jelas rakyat yang mana, siapa dan berapa jumlahnya. Karena dalam dimensi ruang, semua orang Indonesia berhak untuk menyandang predikat ‘rakyat’. Buruh tani, konglomerat, koruptor pun berhak menyandang predikat ‘rakyat’. Sama seperti jika seekor serigala digabungkan dengan 100 ekor ayam dalam satu ruang, maka semuanya disebut hewan. Walaupun dalam perjalanannya seekor serigala dapat saja memangsa 100 ekor ayam atas nama hewan. Jadi ekonomi kerakyatan merupakan upaya memberdayakan (kelompok atau satuan) ekonomi terhadap dominasi struktur dunia usaha.

Beranjak dari konsep ekonomi kerakyatan seperti tersebut di atas, maka Kawanusa bekerjasama dengan TNC-WWF Joint Project di Kawasan Taman Nasional Wakatobi menyelenggarakan pelatihan manajemen usaha dan manajemen keuangan kelompok pada bulan februari 2008 selama 5 hari. Tim dari Kawanusa yang menjadi fasilitator adalah Yoga Atmaja dan I Made Suarnatha. Pelatihan ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh TNC-WWF Joint Project di Kawasan Taman Nasional Wakatobi terutama dalam upaya pengembangan masyarakat di sekitar kawasan.

Sebagaimana diketahui, sejak bulan Oktober 2005, Kawanusa dengan TNC-WWF Joint Project di Kawasan Taman Nasional Wakatobi telah melakukan kegiatan untuk mengorganisir masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam khususnya di wilayah laut. Selama kurun waktu 2 tahun tersebut, telah terlihat upaya terorganisir kelompok-kelompok masyarakat terutama nelayan di dalam meningkatkan taraf hidup secara bersama.

Kemajuan besar yang telah dicapai dengan adanya kelompok kelompok khususnya nelayan di Wakatobi dapat dilihat dari semakin diperhitungkannya suara dan pendapat mereka dalam pengelolaan wilayah laut. Hanya saja kemajuan nelayan berkelompok di dalam bidang politik tidak diimbangi dengan kemajuan nelayan dalam bidang ekonomi. Nelayan dan keluarganya terlihat masih asik berusaha sendiri, bila perlu saling sikut diantara mereka di dalam kelompok maupun antar kelompok. Kekuatan ekonomi kelompok yang belum bisa dibangun dengan tatanan yang kokoh ini akan memudahkan kelompok nelayan terpancing, terkooptasi dan ditunggangi dengan permainan politik praktis sesaat (seperti pemilihan kepala desa, pilkada, maupun pemilu), bukannya malah membangun tatanan politik ekonomi sumber daya alam yang lebih strategis dan bermanfaat bagi keberlanjutan penghidupan nelayan dan keluarga.


Sumber :
http://www.kawanusa.co.id/news-detail.php?id=8
13 Juli 2008

No comments:

Post a Comment