Sunday, February 14, 2010

Selangkah Lagi, Taman Nasional Wakatobi Jadi Warisan Dunia

Dalam waktu dekat ini, Taman Nasional Wakatobi tidak lagi hanya menjadi perhatian atau urusan Pemerintah Republik Indonesia (RI) tetapi sudah akan menjadi perhatian dunia. Hal ini sejalan dengan diusulkannya daerah ini menjadi daftar wilayah yang menjadi warisan dunia dalam bidang kelautan. Kepala Bappeda Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Wakatobi, Ir Abdul Manan MSc yang ditemui Kendari Ekspres di Kantornya, Komplek Perkantoran Padakuru, Sabtu (24/1) lalu mengatakan saat ini Wakatobi telah masuk sebagai nominasi daerah yang diusulkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup menjadi warisan dunia bidang kelautan pada UNESCO. Lembaga dunia yang menangani hal ini.

Selain Taman Nasional Wakatobi juga ada Taman Nasional Bunaken dan Taka Bonerate. Semuanya Taman Nasional yang ada di Pulau Sulawesi.

Upaya pihak kementrian lingkungan hidup untuk memasukan Taman Nasional Wakatobi menjadi warisan dunia bidang kelautan memang tak salah. Daerah ini boleh dibilang sebagai bank genetiknya kehidupan bahari.

Merunut hasil penelitian Operation Wallacea selama puluhan tahun di Wakatobi. Dulu dikenal sebagai Kepulauan Tukang Besi. Wakatobi memiliki kekayaan bahari yang tidak tertandingi. Bayangkan 943 jenis ikan dunia ada didaerah ini dan sekitar 850 spesies karag dunia, 750 dinataranya bisa ditemui di laut Kabupaten Wakaobi. Sehingga kawasan ini layak disebut surga.

Ibarat sebuah rumah, laut dikawasan Kabupaten Wakatobi adalah salah satu tiang pancangnya. Posisinya yang begitu penting bagi keberadaan kehidupan di dunia.

Belum lagi kala Badai El Nino melanda dunia beberapa tahun yang lampau, banyak spesies di kawasan laut yang lain mati (16 - 60 %), Namun tidak demikian di Wakatobi. Kawasan ini tidak terkena dampak El Nino pada waktu itu, sehingga seorang ilmuwan dari Inggris Mr, Dive Smith Ph.D mengatakan kalau Wakatobi merupakan suatu keajaiban dan bank gen dunia. Selain itu Wakatobi menempati posisi strategis. Daerah ini tepat berada di Pusat Segi Tiga Karang Dunia (Coral Triangle Center).

Tidak hanya itu, Wakatobi memiliki 118.000 hektar terumbu karang dan atol kaledupa sepanjang 48 kilometer dan merupakan atol tunggal terpanjang di dunia.

Nama Wakatobi baru muncul pada 1996, dengan merangkum nama empat pulau utama di kawasan itu, yakni Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Sejak itu pula, perairan ini ditetapkan sebagai taman nasional. Sebelumnya, ia disebut Kepulauan Tukang Besi, termasuk Kabupaten Buton. Kepulauan yang hanya memiliki daratan seluas 820 kilometer persegi, berpenduduk 100.500 jiwa, dan memiliki kawasan laut seluas 18.000 kilometer persegi itu mekar menjadi kabupaten sejak 2003. Berdasarkan Undang-Undang nomor 29 bersamaan dengan Kabupaten Bombana dan Kolaka Utara. Dari luas keseluruhan, 3.070 kilometer persegi di antaranya menjadi kawasan taman nasional.

Sebagai kepala daerah, Ir Hugua menyadari harus membangun daerahnya tanpa mengusik taman nasional. Maka, ia ingin "menjual" kekayaan laut untuk ekowisata. Ia tahu, daerahnya diakui sebagai surga laut. Sejumlah milyarder dunia, termasuk "raja software" Bill Gates, pernah datang menikmati panorama surga Wakatobi. Tapi Hugua ingin lebih banyak turis yang berkunjung. Tidak cukup hanya orang berduit yang datang dengan pesawat khusus ke resor swasta yang punya air-strip, landasan pacu mini, karena rakyat tak kecipratan rezekinya.

"Visi Wakatobi sekarang ialah bagaimana menciptakan surga di darat, dengan mengelola secara arif surga di laut baik melalui pemanfaatan wisata maupun perikanan" ucap Bupati Hugua dalam suatu kesempatan.


Sumber:
Kendari Ekspres, dalam :
http://www.bkprs-news.com/index.php?option=com_content&task=view&id=125&Itemid=116
2 Januari 2009

No comments:

Post a Comment